Kensei Dojo merupakan salah satu Dojo Aikido yang terafiliasi dengan Yayasan Indonesia Aikikai, bertempat di kota Banda aceh dan juga tergabung dalam Ikatan Beladiri Aikido. Jadwal Latihan :
Senin & Rabu jam 17.00 s/d 18.30 wib
Jln. Tgk. Dibitai No. 23 Lampineung
Selasa & Kamis jam 17.00 s/d 18.30 wib
Lapangan Rumput depan Gedung Dayan Dawood Unsyiah
Khusus hari Minggu latihan Bokken (pedang kayu) dan Jo (tongkat) jam 07.00 s/d 09.00 wib. Outdoor Gelanggang Olahraga Unsyiah. Bagi yang ingin bergabung bersama Kensei Dojo dapat menghubungi : Senpai Wiwin (085289987506) & Susilo (081360292417)
setelah launching dojo pada bulan april yang lalu, saat ini dojo kensei mengadakan pelatihan rutin setiap hari rabu,jumat dan minggu. untuk sementara pada hari rabu dan jumat bertempat di gelanggang mahasiswa unsyiah pukul 17.00 s/d 18.45 wib, dan khusus hari minggu di lapangan tugu unsyiah pukul 07.00 s/d 09.00 wib.
mari bergabung bersama kami di dojo kensei IKATAN BELADIRI AIKIDO
INFORMASI: RUSWIN 085289987506
Onegaishimasu.
Belajar aikido bukan hanya untuk bisa mengerti dan mengetahui, bagaimana mengunci atau membanting partner kita, tetapi masih banyak hal2 yg prlu dipljari dan dimengerti, bahkan ada hukum2 yg tidak tertulis di dalam proses pembelajaran tsb. Seperti halnya ujian kenaikan tingkat/kyu test atau shodan test, yang merupakan hak bagi setiap murid yang sudah memenuhi sgla persyaratan. Namun walaupun itu merupkan hak seorang aikidoka, amat sangat disayangkan apabila hak tersebut diperoleh dengan "mengemis/meminta - minta", seorang Sensei tentu mengetahui sejauh mana perkembangan murid nya, apakah dia (murid) pantas untuk dipromosikan mengikuti ujian/tidak. Sungguh tragis apabila hal tersebut terus berlanjut, apalah arti sebuah sabuk apabila sikap dan tingkah laku tidak sesuai dengan tingkatan yang diperoleh. Satu hal yang bisa dibanggakan adalah, apabila telah tiba waktunya bagi kita untuk ujian dan itu merupkan keputusan langsung dari seorang Sensei kepada murid ( tanpa mengemis ), alangkah indahnya hal tersebut, karena disitulah letak kenikmatannya, sebagai aikidoka mendapatkan hak yg sepantasnya dia dapatkan.
Domoarigatogozaimasu....


by: RGS Sensei

Filosofi Aikido by: Bambang Ali Utomo Sensei
Filosofi Aikido kaya akan filosofi kehidupan. Jika seseorang mulai mempelajarinya, maka ia akan mendapatkan sesuatu yang sangat berharga dan dapat digunakan di dalam kehidupan sehari-hari dan bukan sekedar tehnik belaka.
Aikido mengajarkan bagaimana seseorang harus bersikap, bagaimana seseorang harus menghargai kehidupan dan lain-lain. Aikido bukanlah agama tetapi pendiri Aikido pernah berkata bahwa dengan mempelajari Aikido, maka orang dapat lebih mudah mengerti dan mempelajari apa yang ia temukan dalam agama yang dipelajari.
Aikido mengajarkan seseorang agar berjiwa seperti seorang samurai yang menjunjung tinggi kebenaran. Jiwa ini terefleksikan pada hakama (celana khas Jepang) yang dikenakan oleh praktisi Aikido yang telah tinggi tingkatannya. Pada hakama terdapat 7 butir ajaran samurai yang mewakili 7 pilar “Budo” (Jalan Pedang). Tujuh ajaran ini meliputi: (1) Kebenaran dan Kebaikan, (2) Sikap Hormat dan Kehormatan, (3) Ketulusan dan Kejujuran, (4) Loyalitas, (5) Kesopanan dan Sopan Santun, (6) Pengetahuan dan Hikmah Kebijaksanaan, (7) Keberanian. Jadi praktisi aikido yang telah mengenakan hakama diharapkan mengerti, memahami dan menjalankan dari apa yang dikenakan.
Lebih mendalam lagi, Aikido mengajarkan tentang kehidupan dan bagaimana agar kita dapat menjalaninya secara harmonis. Pendiri Aikido pernah berkata “ Masa katsu Agatsu, Katsu Hayabi” yang berarti “ Kemenangan sejati adalah kemenangan atas diri sendiri; kemenangan sejati adalah kemenangan tanpa pergulatan sedikitpun”. Aikido menganut filosofi “muteki” atau “tidak ada musuh”. Maksudnya musuh terbesar dalam hidup kita adalah mengalahkan diri sendiri, setelah berhasil, maka sebenarnya tidak ada musuh di kehidupan ini. Musuh sebenarnya adalah diri kita sendiri. Agar dapat mencapai hal ini, kita membutuhkan “Makoto” atau “Hati yang bersih”.
Dengan hati yang bersih, maka kita dapat melihat/ menilai apa yang ada di hadapan kita dengan lebih jelas, ibarat air danau yang jernih dan tenang, maka permukaannya akan memantulkan refleksi seperti apa adanya.
Ajaran ini sedikit banyak dapat menjelaskan mengapa Aikido tidak ada kompetisi dan bukan bela diri sport. Karena Aikido dimaksudkan bukan untuk mengajarkan menang atau kalah dan sikap sportif tetapi lebih kepada pelajaran untuk pembentukan karakter tiap praktisinya baik dari sisi hati, akhlak, moral, mental dan terakhir, fisik.
suatu ketika disaat kita memutuskan untuk memilih aikido sebgai olah raga beladiri yg kita pilih mungkin salah satu dari ribuan alasannya dikarenakan bahwa dengan beljar aikido maka kita dapat mengendalikan EGO kita sendiri, tetapi apkah benar dgn Aikido EGO tsb dpt diminimalisir dri diri kita atau bahkan dihilangkan ( hanya anda sendiri yg dpat menjawabnya ), mungkin kita pernah mengamati dimana seharusnya semakin tinggi suatu tingkatan maka selayaknya EGO itu dpt kita kendalikan bukan malah EGO yg mengambil alih diri kita, dan selayaknya pula ketulusan dalam menjalin silahturahmi itu datang dari hati bukan hanya sebuah ucapan manis dibibir saja.